Sistem saraf adalah satu dari dua sistem kontrol pada
tubuh, yang lain adalah sistem endokrin. Secara umum, sistem saraf
mengkoordinasikan respons-respons yang cepat, sementara sistem endokrin
mengatur aktivitas yang lebih memerlukan durasi daripada kecepatan. Sistem
saraf terdiri dari susunan/sistem saraf pusat (SSP), yang mencakup otak dan
korda spinalis, dan sistem saraf perifer, yang mencakup serat-serat saraf yang
membawa informasi ke (divisi aferen) dan dari (divisi eferen) SSP. Terdapat
tiga kelas neuron: neuron aferen, neuron eferen, dan antarneuron yang membentuk
sel dapat dirangsang pada sistem saraf. Neuron aferen memberitahu SSP mengenai
kondisi lingkungan eksternal dan internal. Neuron eferen membawa instruksi dari
SSP ke organ efektor, yaitu otot dan kelenjar. Antarneuron berperan
mengintegrasikan informasi aferen dan memformulasikan respons eferen, serta
untuk fungsi-fungsi mental yang lebih tinggi yang berkaitan dengan “pikiran”.
B.
Pembagian
system saraf
Sistem saraf terbagi menjadi dua kelompok yaitu :
1.SSP →otak dan sumsum tulang
2.Sistem saraf perifer → saraf-saraf motoris dan
saraf-saraf sensoris
C. Obat susunan saraf pusat
Obat yang merangsang atau menghambat aktivitas SSP
secara spesifik atau secara umum.
Klasifikasi obat perangsang ssp meliputi :
A. Anastetik umum
B. Anastetik lokal
C. Hipnotik-sedatif dan alkohol
D. Psikotropik
E. Antikonvulsi
F. Obat penyakit parkinson dan pelemas otot yang
bekerja sentral
G. Analgesik opioid dan antagonis
H. Perangsang SSP
D.
Mekanisme Kerja
1. Secara fisis, obat diperkirakan melarut dalam
lapiran lemak dari membran sel, juga
dengan proses osmosis yang menarik air dan
sekitarnya.
2. Secara kimiawi, contoh antasida, seperti natrium
bikarbonat, alumunium dan
magnesium hidroksida dapat mengikat
kelebihan asam lambung melalui reaksi
netralisasi kimiawi.
3. Proses metabolisme, antibiotika yang mengganggu
pembentukan dinding sel kuman,
sintesis protein atau metabolisme asam
nukleat.
4. Cara kompetisi : kompetisi untuk reseptor
spesifik atau untuk enzim.
Obat saraf Pusat (SSP) Efek perangsangan
susunan saraf pusat tersebut (SSP) baik oleh
obat dari alam atau sintetuk. Beberapa obat
memperhatikan efek perangsang SSP yang
nyata dalam dosis toksis sedangkan yang
lain berefek sebagai efek samping.
Jenis obat yang bekerja terhadap SSP dibagi
menjadi :
1. Psikofarma (psikotrapika) yang meliputi :
a.
Psikoleptika : jenis obat yang ada pada umumnya menekan fungsi tertentu dari
SSP
yakni
hipnotika,sedative,transquilizerrs dan anti psikotika.
b. Psiko
analeptika : obat yang menstimulasi seluruh SSP yakni anti depresiva,
psikostimulansia
2. Jenis obat untuk gangguan neurologist, seperti antiepileptika
3. Jenis obat yang menghalau atau memblokir
perasaan sakit analgetika.
4. Jenis obat vertigo dan migraine
A. OBAT ANASTETIK UMUM
Obat yang dapat menimbulkan anastesia atau
narkosa, yakni suatu keadaan depresi umum dari berbagai pusat di SSP yang
bersifat refersibel, dimana seluruh perasaan dan kesadaran ditiadakan,
sehinggaagak mirip dengan keadaan pingsan.
Obat anatetik umum dibagi menurut bentuk fisiknya
menjadi 3 golongan, yaitu:
1. Anastetik gas
2. Anastetik menguap
3. Anstetik yang diberikan secara IV
Efek samping
Hampir semua anastetika inhalasi mengakibatkan
sejumlah efek samping dan yang terpenting adalah:
Menekan pernapasan yamg pada anastesi dalam
terutama ditimbulkan oleh halotan, enfluran, dan isoluran. Efek ini paling
ringan pada N2O dan eter.
Menekan sistem kardiovaskuler, terutama oleh
halotan, enfluran, isofluran.
Efek anestetik umum, biasanya pemberian pada
intravena propofol (2mg/kg) menginduksi anestesi secara cepat seperti tiopental
terdapat rasa nyeri yang kadang-kadang terjadi di tempat suntikan, tetapi
jarang disertai dengan plebitis atau trombosis.
Mekanisme keja
Sebagai anestetik inhalasi digunakan gas dan
cairan terbang yang masing-masing sangat berbeda dalam kecepatan induksi,
aktivitas, sifat melemaskan otot maupun menghilangkan rasa sakit. Untuk
mendapatkan reaksi yang cepat, obat ini pada permulaan harus diberikan dalam
dosis tinggi¸kemudian diturunkan sampai hanya sekedar memelihara keseimbangan
antara pemberian dan pengeluaran. Mekanisme kerjanya bedasarkan perkiraan bahwa
anestetika umum dibawah pengaruh protein SSP dapat membentuk hidrat dengan air
yang bersifat stabil.